Sabtu, 27 Maret 2010

SANGGAR12

Sanggar12 merupakan komunitas kecil para pecinta seni dan para pekerja seni, di dalamnya terdapat 2 aliran seni, seni lukis dan seni musik, terbentuk pada tahun 1992 berawal dari niat yang tulus untuk lebih eksis dalam berkesenian mengalir seperti air jernih dan menyegarkan itulah visi dan misi kami dalam berkesenian, bergerak tanpa batas dalam bereksplorasi namun tetap dalam batasan norma dan etika.
Benih-benih kecil itu tertanam dan berevolusi seiring bergantinya waktu, tumbuh dengan sendirinya secara alami, tersirami dengan berbagai tantangan dan himpitan seperti layaknya benih kecil yang berusaha memecah tempurung yang melingkupinya, bercita-cita menjadi pohon yang rindang yang nantinya dapat menjadi naungan bagi para musafir seni.
Genap sudah usia kami ke-18 dengan beranggotakan para pelukis yang menempa diri menurut aliran dan kepercayaannya dalam beridialisme seni, kartun, realisme dan naturalisme disisi lain bergerak pula eksistensi Musik Jazz yang tereksplorasi seiring perjalanan berkesenian yang telah sama-sama menapak dengan keringat air mata yang sama sebagai seorang musafir seni untuk menuju kesempurnaan sebagai hamba Dzat yang Maha Indah.
Selayaknya suri tauladan guyup dan gempitanya perkembangan sejarah masa lalu di mana maestro Affandi menghimpun dan membangun pendidikan seni lukis pada masyarakat luas, untuk memperkuat rasa “Cinta Tanah Air” lewat seni lukis berbagai kelompok dan sanggar menjalar indah menghiasi pagar budaya nusantara, sehingga dari jalinan rasa kekeluargaan yang kuat di kawah condro dimuko sanggar-sanggar itu lahirlah akademi seni rupa di Indonesia yang pertama, yang sampai sekarang walaupun berkali-kali berganti nama sampai saat ini bernama “Institut Seni Indonesia” ( ISI ) Yogyakarta, namun tetaplah terjaga jalinan persaudaraan yang kuat seperti sanggar-sanggar di masa awal perintisan seni lukis yang di pelopori oleh Affandi dan kawan- kawan.
Dalam komunitas Sanggar12 ini, kami ingin mewujudkan dinamisme berkesenian, yang di jiwai “Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan” dimana pengaruh globalisme dalam aspek apapun menghimpit sendi-sendi kehidupan tidak terkecuali dalam kehidupan seni lukis, yang mana seorang pelukis di tuntut untuk mempunyai pengalaman yang kuat, baik secara teknik maupun idiologi, agar tidak secara mentah terpengaruh Hegomoni Western Art sehingga melupakan kearifan lokal. Dengan penuh kerendahan hati sebagai manusia biasa yang terus mencoba untuk lebih baik atau terarah, kami masih jauh dari kesempurnaan, melangkah bersama dengan berbagai komunitas seni lukis yang lain di antaranya “Komunitas Pelukis Jombang” ( KOPI JOMBANG ) untuk terus belajar dan mengembangkan kemanfaatan pada masyarakat luas, sehingga saat ini kami disamping aktif di “Komunitas Pelukis Jombang “ dalam aktivitas pameran karya lukis, di sisi lain kami juga mencoba mengabdikan dan mengamalkan kemanfaatan yang kami dapat selama ini dari pengalaman berproses dalam seni lukis secara cuma-cuma bagi siapa saja yang berminat….



25 Maret 2010 M

Tidak ada komentar: